Senin, 25 November 2013

Puisi

Selamat Pagi Indonesia

Selamat pagi Indonesia, seekor burung kecil mengangguk dan menyanyi kecil buatmu.
Akupun sudah selesai, tinggal mengenakan sepatu, dan kemudian pergi untuk mewujudkan setiaku padamu dalam kerja yang sederhana.
Bibirku tak biasa mengucapkan kata-kata yang sukar dan tanganku terlalu kurus untuk mengacu terkepal.
Selalu kujumpai kau diwajah anak-anak sekolah, dimata para perempuan yang sabar, ditelapak tangan yang membantu para pekerja jalanan .
Kami telah bersahabat dengan kenyataan untuk diam-diam mencintaimu.
Pada suatu hari tentukukerjakan sesuatuagar tak sia-sia kau melahirkanku.
Seekor ayam menegak, dan menjeritkan salam padamu, kubayangkan sehelai bendera berkibar disayapnya.
Akupun pergi bekerja, menaklukkan kejemuan, merubuhkan kesangsian, dan menyusun batu demi batu ketabahan, benteng kemerdekaanmu.

Novel


 IBUKU PEREMPUAN BERWAJAH SURGA

  Ketika Cinta Menyapa
       Pagi yang sangat cerah, udara begitu sejuk menusuk kulit.Seorang gadis berparas cantik, berkulit sawo matang, masuk ke dalam kamar dan segera mengambil sebuah buku yang tergeletak di lantai.
       Suasana sebuah kampus ternama di Malang begitu ramai. Pemilihan Presiden EM (Eksekutif Mahasiswa) menjadi ajang debat yang sangat menarik. Hari ini adalah hari terakhir pemilihan EM yang baru setelah melalui proses panjang pemilihan calon EM dari beberapa fakultas di kampus itu.
       Sebagai mahasiswi yang cerdas dan memiliki sifat yang baik, Risma dijagokan menjadi Presiden EM yang baru. Risma merupakan mahasiswi semester enam yang mengambil jurusan ilmu komunikasi.Ayahnya hanyalah seorang guru di Madrasah, sementara ibunya seorang penjual nasi pecel. Risma merupakan anak kebanggaan orangtuanya. Sejak kecil Risma berusaha untuk mandiri dan tidak merepotkan keluarganya.
       Sementara itu, seorang pemuda dengan pakaian kemeja rapi terlihat duduk  di sebuah deretan kursi yang berada di depan ruang dosen. Pemuda itu bernama Andre. Mahasiswa tingkat akhir jurusan kedokteran. Risma lalu berjalan menuju podium. Langkahnya terlihat yakin dan tenang.Andre pun melihat tiap langkah Risma. Risma terlihat sangat mempesona di mata Andre. Andre kemudian menulis nama Risma di kertas putih itu dan ia juga menulis kalimat pendek.
       Risma, kau mengagumkan! Itulah kata yang ditulis Andre. Yang terpilih menjadi Presiden EM yang baru adalah Dani, mahasiswa MIPA.
       Jatuh cinta adalah hal yang aneh buat Andre. Andre pun mencoba dekat dengan Risma. Meraka mulai akrab, bahkan Andre dikenalkan pada temen-teman dekat Risma. Suatu malam, Andre mengajak Risma pergi ke kawasan wisata di Daerah Batu.
       Andre lalu meraih tangan Risma, lalu Andre berkata: “Aku cinta kamu Risma merasa jadi lebih bersemangat menjemput kehidupan. Andre ingin secepatnya bisa lulus dan buktikan kepeda Risma bahwa impian yang mereke buat akan segera terwujud. Impian tentang keluarga kecil dan rumah di puncak bukit.
               Benih-Benih Cinta
       Hujan deras kembali mengguyurkota Malang malam itu. Sementara itu, Risma tampak terbaring sambil tangannya terus memegangi perut, terlihat kesakitan namun coba ditahannya.
       Sudah sepuluh kali Risma mencoba menelepon Andre namun tak ada juga jawaban.Akhirnya, Risma terjatuh kelantai, tepat sebelum jemarinya membuka pintu kamar.
       “Andre kamu ingat Rieska? Dalam hati Andre sebenarnya sudah tahu apa yang hendak disampaikan Ibunya. Perjodohan adalah hal yang sangat ia benci. Andre pun meraih telepon genggamnya yang sedang di charge di kamarnya. Ada sepuluh panggilan tak terjawab, Risma! Hatinya mulai meraih teleponnya yang sedang di charge.
       “Hallo, Din. Aku hanya ingin tanya, apa kau bersama Risma?” “Iya, aku memang sedang bersamanya.” Risma tadi setelah maghrib terjatuh di kamarnya. Risma kini dirawat di rumah sakit. “Bersyukurlah, ia tidak apa-apa. Hanya ada infeksi di saluran pencernaan. Sepertinya ia memiliki sakit maag yang sudah akut.Dokter lalu mengajak Andre keluar kamar. Dari hasil lab diketahui pasien Risma sudah mengandung. “Iya, dia sedang hamil 1,5bulan.”
       Andre yang masih terperanjat harus menerima kenyataan bahwa Risma hamil masih terlihat bengong. Andre yang terlihat memasuki kamar dengan wajah bahagia.
       “Aku juga menyayagimu, aku akan bertanggungjawab dan aku akan menikahimu. Andre lalu memutuskan untuk megenalkan Risma pada orangtuanya di Surabaya. “Risma itu kekasih Andre , Ma.” Kata yang membuat jantung Risma berdesir, seakan-akan kalimat “Ohh” memiliki makna bahwa ia adalah gadis kampung, orangtuanya miskin, dan tak memiliki masa depan.
       Risma pun pergi maninggalkan Andre. Risma pun memberi surat kepada Dini untuk diberikan pada Andre.Andre hanya bisa termangu sambil menatap Amplop yang diberikan oleh Dini.
       Andre mencoba membaca surat itu dan kini ia merasakan pedih yang begitu hebat di hatinya.Andre lalu meninggalkan orangtuanya dan menggurung diri di kamar seharian.
                                  
                                   Matahari Kehidupan
       Sementara itu, di sebuah bus jurusan Madiun Malang, tampak Risma duduk sendirian di kursi bagian tengah. Risma kini tak tahu lagi harus berbuat apa. Semua terasa hancur, ia tak lagi punya samangat meneruskan hidup.
       Di sebuah lampu merah lainnya, ia melihat seorang anak yang dengan susah payah menggendong ibunya yang lumpuh. Risma berjalan menuju sebuah rumah kecil yang terletak di dalam komplek perumahan sederhana. Malam itu Risma dan muntah beberapa kali di kamar mandi.
       Keesokan harinya, Risma kembali masuk kuliah. Semakin hari, kehamilan Risma semakin terlihat. Dokter meyarankan agar Risma banyak istirahat di rumah karena infeksi di saluran pencernaannya terlihat makin parah. Ejekan dan cemooh mulai ia terima, bahkan ia sering di panggil sebagai perempuan panggilan.
       Penderitaan batin yang terus menerus akhrinya membuat Risma harus mengalah. Usia kandungannya sudah menginjak 6 bulan satu-satunya teman yang masih sering menjenguk bahkan kadang membawakannya makanan hanyalah Yogi.baginya,asal anaknya kelak lahir dengan selamat maka itu sudah pemberian yang Tuhan berikan untuknya.
       “Ris,kau mau melahirkan!” Tetangganya itu segera keluar rumah dan mencari pertolongan.ia pun segera dibawa ke ruangan bersalin.
       “Kalian menyelamatkan dua nyawa sekaligus…”ucap dokter itu. Air ketuban itu sudah habis begitu sampai di ruang persalinan, Tuhan memang sangat pemurah. Setelah boleh pulang dari rumah sakit,para tetangganya pun berkumpul untuk menengok Risma dan anaknya.
       Tiba-tiba sebuah buku terjatuh dari rak buku yang ada di ruang depan rumah itu. Lalu salah satu ibu bacakan nama penulis buku itu. “Jalaludin Rumi” itulah nama anak Risma. Ya,kini Risma punya semangat baru,matahari baru yang akan membakar api kehidupannya.
                                     
                                        Pangeran Kecil
       Bayi itu tumbuh menjadi anak yang sehat. Risma tampak begitu bersemangat bekerja, apalagi jika Rumi menyambutnya setiap kali ia pulang ke rumah.
       Meskipun waktu yang dimiliki sangat sedikit, namun Risma mencurahkan segala kasih sayangnya kepada Rumi.
       Setiap malam, sebelum tidur biasanya ia mendongengkan cerita kepada Rumi yang ditutup dengan nyanyian kasih ibu.
       Satu hal yang masih membuat Risma bingung adalah bagaimana jika kelak Rumi menanyakan tentang ayahnya.
       Hari-harinya makin bewarna. Risma suka sekali setiap ia bermain dangan Rumi.
       Risma pun mengambil kertas dan pensil. Ia menggambarkan letak matahari, bulan dan bumi hingga Rumi mengerti kenapa tidak ada matahari saat malam hari.
       Di usia dua setengah tahun Rumi mulai belajar berbicara, setelah itu ia mampu mengucapkan beberapa kata dan menghafal setiap kata yang ia dengar. Pangeran yang kelak diharapkanya menjadi penakluk kehidupan yang keras ini.

                                 Maafkan Aku ibu
       Kini Rumi memasuki usia 6 tahun  ia samakin mengerti bahwa ia memiliki sosok ibu yang luar biasa. Suatu hari, setelah ibunya berangkat untuk menjualkue, Rumi kemudian ingin membantu ibunya menyiapkan pakaian-pakaian yang akan dicuci.
       Sepulang dari pasar,Risma langsung menuju kebelang untuk mencuci pakaian. Risma panik, kedua kemeja warna putih terlihatada bercak hitam karena lunturan baju warna lain. Risma memaklumi sifat seorang anak kecil yang ingin membantunya. Mereka berpelukan cukup lama.
       Matahari yang bersinar terikmembuat pakaian yang dijemur menjadi kering. Pemilik kemejanya tak menjawab, ia hanya memandangi noda yang ada di kedua kemeja putih itu.
       Risma yang memang selalu mengajarkan tentang budi pekerti itu merasa semakin bangga pada anaknya itu.
       Hidup yang samakin penuh keriangan. Risma yang kini hanya fokus untuk merawat dan membesarkan Rumi.

                             Selamat Ulang Tahun, Ibu
       Menginjak usia sekolah, Risma pun menyekolahkan Rumi di sebuah sekolah negeri. Rumi selalu menduduki peringak pertama tiap pembangian hasil ujian mulai dari kelas 1 hingga kelas 4.
       Rumi pun mulai menabung dan mengumpulkan uang jajan, serta uang transport ke sekolahnya. Hampir setiap hari Rumi melakukan semua itu, untuk membelikan ibunya kalung. Ibu Rumi selalu mengajarkan pada Rumi kalau kita harus sabar.
       Rumi merasa tubuhnya mendadak lemas. Tak lama kemudian penjaga toko memberiakan kalung dan bandul lengkap dengan surat-suratnya.
       “Selamat ulang tahun, ibu... ini hadiah dari Rumi untuk ibu..”
       Risma membuka kotak perhiasan itu,seuntai liontin dan bandul bulan sabit. Rumi pun menceritakan bagaimana ia mengumpulkan uang transportdan uang jajannya setiap hari.
       Setelah agak tenang, Risma mencoba menidurkan Rumi. Ia menyanyikan lagu Kasih Ibu hingga Rumi terlelap tidur.Sebuah getir yang menyadarkannya bahwa hidup benar-benar berisi kejutan yang tak pernah ia kira.

                                Pewaris Yang Gagal
       Di lain pihak, Andre yang sudah menikah dengan Rieska yang dipilih oleh orang tuanya tapi mereka belum memiliki keturunan. Rieska yang merasa dipojokkan karena dialah yang divonis mandul oleh dokter hanya diam saja.
       Setiap perempuan pasti ingin memiliki anak. Malam itu Andre sangat gelisah. Sejak hari itu, kesibukan mereka mencari Risma. Berdasarkan data itu, mereka makin bersemangat mencari keberadaan Risma.
       Sebelum Rieska pergi sempat terjadi pertengkaran hebat antara Rieska dengan Andre. Andre terdiam mendengar omongan Rieska.
       Andre berusaha mengejarnya namun Rieska tetap memaksa pergi. Malam itu kota Surabaya kembali di guyur hujan. Ia kemudian membuka folder yang sengaja ia rahasiankan di komputernya dari Rieska. Wajah manis dan tatap mata sahayu yang ia sangat rindukan.
       Keberadaan Riesma sudah diketahui. Andre terdiam saat melihat foto anaknya yang benar-benar mirip dirinya ketika kecil. Andre merasa lebih tenang, ia benar-benar tak sabar melihat anak itu.

                                    Keturunan Yang Hilang
       Siang itu Rumi baru pulang sekolah.  Seorang nenek yang sudah berumur yang mengahampirinya. Rumi kembali terdiam. Ia ingat pesan ibunya agar tak sembarang berbincang dengan orang yang tidak di kenalnya      
       Tak lama kemudian ia sampai di rumahnya. Tak berapa lama Risma yang muncul tampak kelelahan sambil membawa beberapa tempat kue.
       Degup jantung Risma terasa tak beraturan. Ibunya Andre lalu menceritakan semua yang terjadi pada Risma. Ibunya mengakui kesalahan yang ia lakukan. Kami hanya ingin Rumi sekolah yang lebih baik.
       Risma terdiam, ibu Andre pun setuju lalu berpamitan pulang. Melihat Rumi yan tertidur pulas membuat hati Risma sangat tenang.  Tawaran dari ibunya Andre dia ras cukup layak untuk Rumi. Ia rasa ia terus terjaga memikirkan segala konsepkuensi yang akan hadir.

                            Ketika Hidup Harus Memilih
       Suara adsan terdengar merdu menyambut pagi. Risma pun segera memeluk Rumi. Keinginan Rumi menjadi dokternya sangat bahagia. Agar Rumi bersekolah merai cita-citanya itu.   
       Sinar matahari pun masuk melewatin selah pentilasi. Risma selalu mencoba memberikan pemahaman pada Rumi agar bersedia ikut dengan ibunya Andre, nenek kandunganya.
       Pelukan terakhir menjadi menjadi tanda perpisahan Rumi dan ibunya. Mobil sedan itu pun memasuki rumah mewah. Andre hanya melihat sebentar, ia ingin mencium Rumi,tapi takut anak itu bangun.
       Matahari sudah terlihat bersinar terang. Setelah berganti pakaian, Rumi kemudian diajak bermain oleh Andre. Dua hari kemudian, Andre mengantarkan Rumi ke sekolahnya yang baru.
       Seusai pulang sekolah, Rumi langsung menagih janji ibunya yang akan datang menemuinya di Surabaya. Sampai maghrib  tiba ibunya belum juga datang.
       Rumi menatap ibu Andre tajam. Rumi juga tak mau turun untuk menikmati makan malam. Rumi mulai bisa sedikit tenang dan mampu tersenyum. Sikap Rumi yang menonjol dibanding anak-anak lainnya membuatnya kemudian terpilih menjadi ketua kelas.

                                           Buku Harian
       Minggu berlalu, Rumi masih sabar menunggu kedatangan ibunya ke Surabaya. Rumi menulis buku harian tentang kerinduannya pada sosok ibu. Andre lalu mengambil buku itu lalu membaca halaman pertamanya.
       Andre makin tertarik pada buku harian. Tiba-tiba Rumi masuk ke dalam kamar. Ia lalu memeluk Rumi. Rumi  membalas pelukan Andre dengan erat.
       Di akhir bulan, Rumi diizinkan untukpulang ke Malang. Risma yang mendengar suara Rumi menoleh dan langsung menyanbut Rumi dengan pelukan.
       Risma memperhatikan Rumi yang kini tampak lebih bersih, wajah anak itu  terlihat makin bersinar.Tiba di rumah yang dulu ia tempati,Rumi tampak begitu menikmatinya. Risma memeluk Rumi dengan erat. Tekadnya untuk membahagiakan ibunya makin tebal.
       Risma melepas Rumi dengan pelukan dan doa tulus. Risma mampu menahan air matanya, meski pada akhirnya menetes setelah mobil sedan itu tak lagi terlihat.
                              Cahaya yang Redup
       Hari-hari berlalu dengan sempurna. Kehidupan pernikahan Andre yang tak bisa lagi diselamatkan membuatnya bercerai dengan Rieska. Banyak sekali tamu yang melawat ke rumah. Sejak ayahnya Andre meninggal.
       Ia menulis semua kerinduan dan pengalaman sekolahnya di buku diari. Di tengah perjalanan itu, hujan turun angat deras. Tubuh Rumi mengigil karena demamnya makin tinggi.
       Setiap hari Rumi merasa bosan di rumah, ia akan pergi ke lapangan luas. Ia benar-benar mersa kesepian di rumah itu. Rumi mulai membayangkan apa yang terjadi dengan ibunya.
       Kepergian Rumi selama dua hari itu membuat Andre dan ibunya sangat panik. Pak Ujang lalu menepikan mobilnya tepat di samping mushola yang bercat hijau kusam.
       Begitu pintu terbuka, ia melihat seorang anak yang sedang tertidur. Ya, anak itu adalah Rumi. Setelah Rumi tenang, mereka pun mencoba memgajak Rumi pulang. Rumi pun mengaguk dan memutuskan kembalike Surabaya malam itu juga.

                                Pemuda Yang Gagah
       Waktu berlalu, sejak kejadian di Malang Rumi akhirnya kembali bersekolah lagi. Rumi tumbuh menjadi seorang yang tampan dan gagah.
       Saat itu memang kondisi perusahaan ayah Andre sedang merosot. Rumi sering membayangkan jikaAndre adalah ayah kandungnya. Rumi samakin besar, ia sudah menjadi pemuda yang sangat tampan.
       Sejak kelas tiga SMA, Rumi sudah mengendarai mobil sendiri yang dibelikan oleh Andre. Suatu hari, Rumi tak sengaja menyerempet seorang gadis yang akan berangkat ke sekolah.
       Rumi dengan sikap dewasa turun dan meminta maaf.  Nadia berjalan pincang, melihat itu Rumi langsung mengandeng tangan Nadia. Mereka lalu bercerita tentang sekolah masing-masing.
       Meski sudah dekat, Rumi tetap menganggap Nadia sebagai temannya. Tak ada alasan untuk menjauhi atau meminta Nadia pergi dari hidupnya. Kadang ia juga berpikir bahwa hidupnya mulai diatur dan ia tidak suka itu.

                              Jatuh Cinta Padamu
       Pagi itu, Rumi terlihat bersemangat pergi sekolah. Tak jarang dan Nadia belejar bersama. Rumi kemudian menelepon Nadia yang ternyata sudah menunggunya.
       Mobil melaju pelan kerena ada kecelakaan. Nadia yang sudah selesai membaca melihat seorang pengemis buta di tepi jalan.
       Matahari makin terik bersinar. Nadia lalu turun dan mengucapkan terima kasih. Rumi mengemudikan kembali mobilnya menuju tampatnya bersekolah.

                           Kampus Biru Kota Malang
       Pendaftaran mahasiswa baru selalu menjadi peristiwa yang ditunggu. Di sana Rumi mengambil Fakultas Kedokteran. Andre tampak takjub dengan perkembangan dan perubahan armamaternya dulu.
       Ia lalu mengajak Rumi berkeliling kampus yang sejak dulu tersa teduh dan asri itu. “Rumi, dulu paman Andre kuliah di sini.”
       Kampus ini memang dilengkapi fasilitas Wi-Fi sehingga sangat memudahkan mahasiswa yang sedang belajar di kampus.
       Beberapa minggu kemudian, Rumi dinyatakan lulus seleksi penerimaan siswa baru.Kedekatan mereka setiap hari makin dekat.
       Ibu Andre yang kemudian mengetahui hubungan Rumi dan Nadia yang makin erat. Setidaknya kini ia lebih ketat menyeleksi gadis yang akan dijodohkannya dengan Rumi agar kelak ada keturunan lagi.

                            
                           Perjodohan Yang Terulang
       Diam-diam Rumi dijodohkan dengan gadis cantik anak pengusaha terkenal dari Jakarta. Di situ ia melihat gadis yang akan dijodohkan dengannya, cantik, namun ia sama sekali tak tertarik.
       Sikap Rumi yang dingin itu membuat Kirana kesal. Menurutku hidup itu harus dinikmati saja. Mendengar perkataan itu, Rumi pun semakin tak suka dengan gadis manja.
       Menurut Rumi tidak begitu cantik. Rumi sendiri sudah memiliki pasangan dan Rumi yakin ia adalah jodoh Rumi kelak, namanya Nadia.
       Bagaimana mungkin di jaman sekarang masih ada bentuk perjodohan. Terlebih lagi ia sudah sangat yakin jika ia mencintai Nadia.
       Rumi pun kembali ke Malang. Setelah itu Rumi pun berpamitan pulang ke Malang, kali ini ia memang tak ingin bicara lagi tantang perjodohan, tantang Kirana ataupun tantang darah keturunan Soemoatmojo.

                                           Pertemuan
       Jalanan kota Malang terasa begitu tenang di akhir pekan. Nadia yang melihat seorang pengemis wanita buta segera mencari uang dalam kantungnya.
       Sejenak Rumi melihat pengemis itu. Bayangan wajah ibunya kembali hadir. Kali ini Rumi bertekad untuk membuktikan bahwa masa depan harus diperjuangkan sendiri.
       Seperti ada rasa lega ketika Rumi membantu pengemis buta itu. Ia mendengar pengemis buta itu sedang mrnyanyikan  lagu “Kasih Ibu”. Ada getaran hebat dalam hati Rumi. Ia kemudian megikuti pengemis tua itu.
       Akhirnya, Rumi pun tahu bahwa gadis itu adalah ibunya. Mereka berpelukan sangat erat,air mata membanjiri pipi Rumi begitu juga Risma.
       Tiba-tiba Risma batuk. Risma pun meminum air sedikit. Tak lama, ia pun mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit.

                                               Dilema
       Hasil pemeriksaan di rumah sakit akhirnya diketahui Risma menderita penyakit TBC yang sudah akut.  Rumi lalu menuntun ibunya ke sofa yang ada di ruang tangah.
       Pagi-pagi sekali Rumi sudah bangun. Rumi lalu membantu ibunya memasuki kamar mandi. Ibunya tersenyum lalu menuju tampat wudhu.
       Di hatinya, ingin sekali Andre mendengar Rumi memanggilnya ayah. Wajah ibu Andre terlihat senang, sementara Andre tetap memikirkan keiginannya agar Rumi mengetahui siapa dia sebenarnya.
                                     
                                         Ibu Tetaplah Ibu
       Kebahagian Risma yang kembali bertemu Rumi membuatnya merasa sangat bersyukur. Jalan kota Malang ramai oleh kendaraan.
       Telinga Rumi sangat panas karena mendengar ocehan Kirana yang seakan tak ada habisnya. Suasana ruang tengah terasa tak nyaman.
       Rumi yang semakin gelisah akhirnya ijin ke kamarnya. Hampir dua jam Rumi mengurung diri di kamar. Entah kenapa justru Rumi seakan memiliki keberanian untuk mengungkapkan bahwa ia bertemu dengan ibunya.
       Rumi terdiam. “Rumi akan melepaskan semua pemberian nenek.” Rumi terdiam lagi. “Rumi akan tinggal bersama ibu Rumi.”
       Tuhan telah membimbing Rumi menemukan ibu kembali. Terima kasih atas semua yang telah diberikan. Andre  sangat senang mendengar kabar bahwa Risma sudah ditemukan.
       Kini saatnya ia menjadi pangeran yang sebenarnya untuk ibu. Tekad Rumi sudah bulat, meski ia tahu semua pasti tak akan semudah apa yang ia pikirkan.
                                     Air Mata Bahagia
       Rumi sampai di kontrakannya setelah Isya. Ia lalu menuntun ibunya ke meja makan. Risma tersenyum, ia lalu membelai wajah anaknya.
       Keputusan Rumi yang melepas semua warisannya membuatkalang kabut keluarga Andre. Ia pun masuk dan mendapati ibunya tengah berbincang dengan paman Andre.
       Mendengar kata “ayah” yang terucap dari bibir ibunya, Rumi sontak terkejut. “Ibumu benar. Akulah ayah kandungmu Rumi.”
       Paman akan jelaskan ke nenek tentang keputusan Rumi untuk merawat ibu. Risma lalu menceritakan bagaimana pertemuannya dengan Andre di Kampus Biru.
       Rumi pun memeluk ibunya dangan erat. Tiba-tiba Risma batuk, bercak darah kemudian terlihat di telapak tangannya. Andre yang sudah bicara tentang Rumi dan Risma kepada ibunya terlihat gelisah.
       Andre yang langsung menuju ruang perawatan intensif. Sejak semalam, Risma memang tidak sadarkan diri. Garis alat vital masih terlihat naik turun tak stabil.
       Ada perasaan canggung antara Rumi dan Andre. Kelopak mata ibunya terlihat bergerak-gerik. Risma kemudian mengarakkan kembali tangannya seakan ingi memeluk.
       Mendengar itu, Andre segera mendekatkan dirinya. “Aku ada disini Ris.. bersamamu.. juga anak kita Rumi.. anak kita.” Aku juga menyayangi kalian, aku sudah bahagia bisa barsama kalian.
       Risma menggenggam erat masing-masing jemari tangan yang yang menggenggam erat tangannya. Senyum terlihat dari bibir Risma.Tak lama kemudian, genggaman tangan ibunya terasa mengendur.
       Melihat monitor detak jantung yang ternyata sudah tak menunjukkan detak jantung ibunya. Rumi menangis dan memeluk ibunya, sementara Andre menggenggam erat jemari Risma. Malam itu Risma menghembuskan nafas terkhirnya bersama orang-orang yang dicintai.


                                      ***  The End  ***